foto;Doc Pribadi/IN) |
Mentari bersinar indah, Mengiringi Sang waktu ditepian perbukitan di Dusun. Terasa ingin berceritera dalam kenangan itu.Namun, Kini tinggallah coretan.Sungguh bahagianya aku, bila mengenang kisah dimasa silam itu.
Terasa Nikmatnya waktu di Dusun, walau semua itu telah berubah. Sungguh, Ku tak sadar bila semua kan begini adanya.
Perginya, lubuk bila semua ini teringat.
Kini tinggallah memori dalam bayang-bayang kehidupan bersama kerabat ku.
O, Ibu....
Sungguh, Kau Tak kenal lelah mendidik ku,
Sungguh, Tak terpadamkan api kasih sayangmu,
Sungguh Tak terhitung semangat kesetiaanmu,
Walau, Kenyataan ini, sungguh memilukan,
Terpikir pula Dunia ini tak adil,
Walau, ku terus melaju mengitari gelora kehidupan.
Memori ini kan tercatat abadi.
Kini, ku harus rantau demi genapi tugas.
Samudera dan sejuta dataran pun siap menepati tuk meniti harapan.
Selamat tinggal memori,
Selamat tinggal Dusun,
Selamat Menanti perjumpaan berikut dalam dunia yang berbeda.
Karya : Anak Papua
Oleh : Achel Tatogo
Komentar
Posting Komentar