foto :amonai/kotouyepa Oleh : Achel Tatogo |
Sudah menjadi takdir
Kehendak tak bisa berubah
Nyanyian rintih kepiluan batin
Menggema di relung jiwaku
Ku Diam membisu
Sejenak kata tak berharga
Ketika tumpukan membongkah
Menghiasi roda-roda kehidupan.
Pikiran melayang jauh
Berharap tapi pada siapa ku Sandar,
Kini Berkeping-keping secuil rasa
Aksara tua mengandung resah
Lantas di gubuk tua itu
Tak henti terus memandang
Potret kenangan yang kian memudar
Bergeming lirih, "Andai masih seperti dulu.
Laksana bijak memudar seiring berjalan
Tiyada terucap kalau pun sembari menikmati
Kala sang waktu,kian meningkat kesendirian roboh kan kerabat.
Selamat tinggal memori
Sebuah gubuk tua di samping kiri ku
sebagian atapnya hilang melengkung dedaunan kering menutupi atapnya, pohon sialang yang besar menaungi gubuk ini cabang-cabangnya pun panjang merentang lebar.
(MT)
sumber google
Kotouyepa, 29 Desember 2021
Komentar
Posting Komentar